Pundi Rupiah dari Pengelolaan Sampah Rumah Tangga


Pengelolaan sampah rumah tangga yang tepat bisa menghemat dan memberikan kita pundi-pundi rupiah loh.. 

Awalnya aku ngerasa ini ribet dan tidak higienis. Namun setelah iseng mencobanya, aku berpikir sebaliknya. Pengelolaan sampah rumah tangga sangat mudah dan justru membuat rumah lebih bersih dan juga nyaman. 

Aku mengelola sampah rumah tangga organik menggunakan lubang biopori. Dengan cara ini aku tidak perlu mengeluarkan biaya membeli media tanam dan pupuk karena sampah organik akan diubah secara alami menjadi pupuk dan tanah (media tanam). 

Untuk membuat lubang biopori juga sangat simpel lo. Aku menggunakan sebilah tongkat logam dengan pengeruk di bagian ujungnya untuk membuat lubang di tanah sedalam 75 cm. Aku dapat alatnya disini ya.. Lubangnya tidak perlu besar, cukup berdiameter sekitar 10 cm saja,  jadi lubang biopori ini pun bisa diaplikasikan di rumah yang mungil seperti rumah kami.. 





Setelah lubang biopori jadi, aku hanya perlu memasukkan sampah organik rumah tangga ke dalamnya,  misalnya bonggol sayur yang tidak ikut dimasak, sampah kertas bekas, bahkan tulang belulang dan cangkang telur. 

Biasanya sampah kita letakan di keranjang sampah, serangga seperti lalat dan kecoa sering menghampirinya. Tetapi ketika kita masukan ke dalam lubang biopori di kebun, mereka tidak bisa datang karena lubangnya cukup dalam. 

Sebagai gantinya sampah tersebut akan diolah oleh cacing dan microorganisme di dalam tanah. Selain tanah lebih subur, tanah sekitar lubang biopori akan lebih gembur dan mudah menyerap air hujan sehingga cadangan air dalam tanah tetap baik dan membantu mengatasi krisis air bersih. 

Dari berkebun menggunakan media tanam olahan sampah rumah tangga organik, aku bisa mendapatkan buah dan sayur dan bumbu masak untuk di konsumsi. Berikut contoh daun jeruk purut yang ditanam menggunakan media tanam hasil lubang biopori, subur sekali dan ukurannya jumbo ya hehe ☺. 


Untuk sampah anorganik seperti bungkus plastik, botol kaca, kita bisa menjualnya ke bank sampah.  Jujur kami juga masi berjuang dan jatuh bangun dalam menjalankan pengelolaan sampah rumah tangga ini.

Akhir-akhir ini aku hanya membuang sampah an organik ke tempat sampah karena jumlahnya tidak seberapa dan rumah kami mungil tidak ada tempat untuk mengumpulkannya.  

Dulu ketika kami masi memakai jasa ART pocokan (pulang pergi) , mereka sering mengumpulkannya dan menjualnya. Mereka bercerita hasil yang mereka dapatkan juga cukup lumayan karena mereka kumpulkan dari beberapa rumah tempat mereka kerja sekaligus. 

Selama kita memisahkan sampah rumah tangga yang organik dan an organik, aku kira ini akan tetap banyak membantu karena di perjalanannya sampah rumah tangga akan bertemu dengan beberapa pemulung yang bisa menjualnya ke bank sampah untuk di daur ulang. 

Yuk kita sama sama lakukan pengelolaan sampah rumah tangga setidaknya memisahkan sampah organik dan sampah an organik untuk masa depan anak cucu kita kelak ☺. 


Semoga program zero waste segera bisa berjalan baik ya untuk mencegah masalah sampah yang makin meluas di masa depan. Aminn


10 comments

  1. Iya. Jogja ini gawat sampahnya banyak sekali. Sebenarnya saya juga ingin mengelola sampah organik sendiri tapi sayang lahannya tidak ada. Jadi masih buang ke tempat sampah. Yang sejenis dus, botol, plastik dipisahin sendiri dan diberikan ke pemilah sampah

    ReplyDelete
  2. Seneng sekali dengan kreativitas dalam mengelola sampah seperti ini.
    Perlu dikampanyekan kebih luas, agar masyarakat menyadari pentingnya dan manfaatnya.
    Dari sampah menjadi berkah dan rupiah

    ReplyDelete
  3. Inspiratif idenya..memang pengelolaan sampah dari rumah akan jadi salah satu solusi bagi misi zero waste. Apalagi caranya pun mudah, di lahan sempit pun bisa. Bahkan dari sampah bisa deh dapat rupiah

    ReplyDelete
  4. Mbak Inova keren, saya masih harus belajar sangat sangat banyak, Mbak dalam mengelola sampah rumah t angga.

    Btw, itu daun jeruknya ... wow ya ukurannya .... pengen lihat bentuk tanamannya dong, Mbak.

    ReplyDelete
  5. Bermanfaat banget memang lubang biopori ini ya kak. Selain bikin tanah gembur juga bisa bikin air hujan cepat meresap. Jadi berkurang deh banjir.
    Masalah sampah pun terselesaikan dengan baik tanpa bersatu dengan sampah yang bisa didaur ulang.

    ReplyDelete
  6. Ga di mana-mana, masalah sampah itu memang pelik sekali. Kalau ada yg bisa didaur ulang, kenapa tidak, apalagi bisa menghasilkan uang ya, seharusnya kita makin semangat memilah dan memisahkan sampah baik organik dan anorganik

    ReplyDelete
  7. Pakai pupuk dari sampah rumah tangga maksudnya mbak, ibu saya udah sering melakukan gini sama tandurannya. Hasilnya bener menggemaskan. Jeruk purut ibu saya nggak kalah gede gede buahnya

    ReplyDelete
  8. Patut diacungi jempol ini kegiatan zero waste yang Mom Inova lakukan. Pingin meneladani juga ah, auto masukin keranjang deh tongkat logam bioporinya, kagum sama daun jeruk purut yang bisa mencapai 23 cm karena media tanamnya sampah organik. Kereeen

    ReplyDelete
  9. Di komplek perumahan saya yang sekarang, juga melakukan pilah sampah mba...
    Kami dibagiin 3 tong sampah yang warnanya berbeda.
    Untuk sampak organisk warna hijau, kuning untuk sampah non organik, dan merah untuk sampah residu.
    Awalnya masih lihat primbon untuk memastikan bahwa sampah di buang ke tong sampah yang bener.
    Yang masih belum hafal tu antara sampah non organik dan sampah residu.

    ReplyDelete
  10. Rumah tangga ini lumayan juga ya mbak dalam menghasilkan sampah dan sebisa mungkin sampah rumah tangga bisa kita oleh menjad suatu hal yang berguna misalnya utk pupuk

    ReplyDelete

Silahkan Bagikan ^^

>